PEMBELAJARAN
INFORMAL
1. Perbedaan Pendidikan dan
Pembelajaran
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Dan Pembelajaran
adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil
dari pengalaman.
Pada dasarnya, terdapat perbedaan antara mendidik dan mengajar. Mendidik
lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka panjang. Hasil
pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan. Pendidikan
merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang
bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik. Sedangkan mengajar
merupakan kegiatan teknis keseharian seperti seorang guru. Mengajar yang
diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang
disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan
menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai
absolute dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa
bagi anak didik adalah kegiatan mendidik.
Tidak
seluruh pendidikan adalah pembelajaran, sebaliknya tidak semua pembelajaran
adalah pendidikan. Perbedaan antara mendidik dan mengajar sangat tipis, secara
sederhana dapat dikatakan mengajar yang baik adalah mendidik. Dengan kata lain
mendidik dapat menggunakan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil
yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan
Mendidik
bobotnya adalah pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik, sedang
mengajar bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian
tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Contoh seorang
guru matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut
tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut
baru sebatas mengajar belum mendidik. Jika hasil pengajaran dapat dilihat dalam
waktu singkat atau paling lama tiga tahun, keluaran pendidikan tidak dapat
dilihat sebagai satu hasil yang segmentatif. Hasil pendidikan tercermin dalam
sikap, sifat, perilaku, tindakan, gaya menalar, gaya merespon, dan corak
pengambilan keputusan peserta didik atas suatu perkara.
Mendidik
(pedagogy) yang dikatakan oleh sebagian orang sebagai pranata yang dapat
menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan generasi muda untuk
untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua, mentransfer
pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer
nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai
prasyarat bagi kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan
ketiga di atas memberikan pengertian bahwa mendidik bukan hanya transfer of
knowledge tetapi juga transfer of value. Sementara mengajar hanya pada tataran
transfer of knowledge.
2.
Pembelajaran Informal
Pada
hakikatnya, pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar
secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian
sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Untungnya
ada definisi pendidikan informal menurut Axin (1976) dan Soedomo (1989) yang
menyatakan bahwa dalam pendidikan informal warga belajar tidak sengaja belajar
dan pembelajar tidak sengaja untuk membantu warga belajar. Suprojanto (2007)
memberikan contoh bahwa pendidikan informal terjadi dalam keluarga, melalui
media massa, acara keagamaan, pertunjukan seni, hiburan, kampanye, partisipasi
dalam organisasi, dan lain-lain.
Pendidikan
informal adalah pendidikan dalam keluarga yang berlangsung sejak anak
dilahirkan. Dalam keluarga yang memahami arti penting pendidikan keluarga, maka
ia akan secara sadar mendidik anak-anaknya agar terbentuk kepribadian yang
baik. Sedangkan dalam keluarga yang kurang mengerti arti penting pendidikan
keluarga, maka perilakunya sehari-hari secara tidak sadar adalah pendidikan
buat anak.
Pendidikan
informal sama sekali tidak terorganisasi secara struktural, tidak terdapat
penjenjangan kronologis, tidak mengenal adanya ijazah, waktu belajar sepanjang
hayat, dan lebih merupakan hasil pengalaman individual mandiri dan
pendidikannya tidak terjadi di dalam medan interaksi belajar mengajar buatan
(Aini, Wirdatul. 2006).
Menurut
DR. Philip H. Coombs, pendidikan in formal ialah pendidikan yang diperoleh
seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak
seseorang lahir sampai meninggal. Contoh pendidikan informal: agama, budi
pekerti, etika, sopan santun, moral, sosialisasi. Dan sebagai penyelenggara
adalah keluarga dan lingkungan. Berikut adalah perbedaan pendidikan informal,
formal, dan nonformal.
Pendidikan
formal
|
Pendidikan
non-formal
|
Pendidikan
informal
|
· Tempat
pembelajaran di gedung sekolah.
· Ada
persyaratan khusus untuk menjadi peserta didik.
· Kurikulumnya
jelas.
· Materi
pembelajaran bersifat akademis.
· Proses
pendidikannya memakan waktu yang lama
· Ada ujian
formal
· Penyelenggara
pendidikan adalah pemerintah atau swasta.
· Tenaga
pengajar memiliki klasifikasi tertentu.
· Diselenggarakan
dengan administrasi yang seragam
|
· Tempat
pembelajarannya bisa di luar gedung
· Kadang
tidak ada persyaratan khusus.
· Umumnya
tidak memiliki jenjang yang jelas.
· Adanya
program tertentu yang khusus hendak ditangani.
· Bersifat
praktis dan khusus.
· Pendidikannya
berlangsung singkat
· Terkadang
ada ujian
· Dapat
dilakukan oleh pemerintah atau swasta
|
· Tempat
pembelajaran bisa di mana saja.
· Tidak ada
persyaratan
· Tidak
berjenjang
· Tidak ada
program yang direncanakan secara formal
· Tidak ada
materi tertentu yang harus tersaji secara formal.
· Tidak ada
ujian.
· Tidak ada
lembaga sebagai penyelenggara.
|
a.
Ciri-ciri pemeblajaran informal
1) Pendidikan berlangsung terus-menerus
tanpa mengenal tempat dan waktu.
2) Guru adalah orang tua.
3) Tidak adanya manajemen yang jelas.
b.
Proses pembelajaran dalam keluarga
yang berfungsi bagi perkembangan anak
1) Proses pemebelajarn tidak terikat
oleh waktu dan tempat. Artinya, proses pemebelajaran yang dilakukan dalam pemebelajaran
informal tidak menentukan kapan dan di mana proses belajar itu.
2) Proses pembelajaran dapat
berlangsung tanpa adanya guru dan murid, atau sebaliknya, proses belajar sosial
atau sosialisasi berlangsung antara anggota yang satu dengan anggota yang lain,
tanpa ditentukan siapa yang menjadi guru dan siapa yang menjadi murid. Namun
demikian, proses belajar sosial atau sosialisasi akan dilakukan oleh
orang tua, saudara, dan kerabat dekatnya. Dengan demikian, pemebelajaran ini sifatnya alami sesuai dengan kondisi apa adanya.
orang tua, saudara, dan kerabat dekatnya. Dengan demikian, pemebelajaran ini sifatnya alami sesuai dengan kondisi apa adanya.
3) Proses pemebelajaran dapat
berlangsung tanpa adanya jenjang dan kelanjutan studi, proses pemebelajaran
dalam pendidikan informal tidak adanya jenjang yang menentukan untuk dapat
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Karena sifatnya yang informal itulah,
maka hasil dari proses pemebelajaran dalam keluarga dapat terlihat dari
kualitas diri atau kepribadian anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
4) Proses dapat berlangsung
antar-anggota keluarga, proses pendidikan ini berlangsung dari orang tua,
saudara, paman, bibi atau kerabat terdekat dalam keluarga. Dengan demikian,
tidak mengenal persyaratan usia, fisik, mental, tidak ada kurikulum, jadwal,
metodologi, dan evaluasi.
metodologi, dan evaluasi.
Di dalam lingkungan informal, seseorang secara sadar atau
tidak, disengaja atau tidak, direncanakan atau tidak, memperoleh sejumlah
pengalaman yang berharga, sejak lahir hingga akhir hayatnya. Lembaga keluarga
merupakan lembaga terkecil yang pertama kali dialami oleh seorang individu,
yang dapat mengajarkan berbagai peran dan nilai-nilai sosial. Dalam proses
sosialisasi, keluarga memiliki peranan penting, terutama dalam memperkenalkan tentang
hal hal-berikut ini.
a) Penguasaan Diri
Masyarakat
menuntut adanya penguasaan dan penyelarasan diri dengan segala norma dan aturan
yang ada terhadap anggotaanggotanya. Peranan orang tua dalam melatih
anak-anaknya untuk menguasai diri dapat dilakukan dengan pelatihan bagaimana
cara memelihara dan menjaga kebersihan dirinya. Penguasaan diri ini berkembang,
dari yang bersifat fisik sampai emosional. Anak harus belajar menahan
kemarahannya terhadap orang tua atau saudarasaudaranya. Penguasaan diri sangat
penting artinya bagi kestabilan kejiwaan anak dalam pergaulan sehari-hari.
Tanpa memiliki kemampuan untuk menguasai diri, maka kejiwaan anak tidak akan
stabil, dan mengganggu proses perkembangannya.
b)
Nilai-Nilai
Penanaman nilai-nilai dapat
dilakukan bersamaan dengan pelatihan penguasaan diri, bagaimana anak dapat
meminjamkan alat permainannya kepada temannya, dan juga kepadanya diajarkan
kerjasama. Sebagai contoh, sambil mengajarkan anak menguasai diri agar tidak
bermain-main sebelum mengerjakan pekerjaan rumahnya, kepadanya diajarkan nilai
sukses dalam pekerjaan. Nilai-nilai demikian sangat besar fungsinya bagi proses
internalisasi kebiasaan baik pada anak.
c)
Peranan-Peranan
Sosial
Pengenalan dan belajar tentang
peran-peran sosial dapat terjadi melalui interaksi dalam keluarga. Setelah
dalam diri anak tertanam pengusaan diri, dan nilai-nilai sosial yang dapat
membedakan dirinya dengan orang lain, ia mulai mempelajari peran-peran sosial
yang sesuai dengan gambaran dirinya. Ia mempelajari peranannya sebagai anak, sebagai
saudara (kakak/adik), sebagai laki-laki atau perempuan.
Dengan mengenal perannya, baik dalam
keluarga maupun lingkungan masyarakat, maka anak akan dapat berperan dengan
baik sesuai dengan fungsinya dalam peranan tersebut. Pendidikan informal merupakan
pendidikan yang berlangsung dalam keluarga sejak anak dilahirkan, dimana
seseorang secara sadar atau tidak, disengaja atau tidak, direncanakan atau
tidak, memperoleh sejumlah pengalaman yang berharga, sejak lahir hingga akhir
hayatnya.
Selanjutnya, pembelajaran informal juga berkonsep alam. Pelajarannya
pun tidak teks book melainkan sebuah ketrampilan-ketrampilan yang dibekali dari
tentor yang sudah mahir dengan alam. Selain ketrampilan yang diajarkan juga
tedapat pendidikan yang bersifat etika dan tata krama guna memndidik para siswa
agar dapat bersopan santun terhadap masyarakat disekelilingnya. Kemudian,
pendidikan informal yang lainnya terkadang tidak kita sadari, tapi sebenarnya
pendidikan informal kita dapatkan setiap saat. Misalkan pendidikan keluarga,
tentunya kita semua punya keluarga dan disetiap keluarga pasti kita pernah
dapat suatu nasehat dari orang tua kita atau dari sanak keluarga kita yang
lain.
Hal itu lah yang juga bisa dimasukan
dalam pendidikan informal. Pendidikan keluarga, sangat lah penting bagi
kehidupan bermasyarakat. Dikarenakan sebelum seseorang terjun ke dalam
kehidupan bermasyarakat, seseorang terlebih dahulu pasti dapat pendidikan
keluarga dan jika di dalam keluarga kita dapat pendidikan yang baik dan terarah
seperti pendidikan mengenai akhlaq, etika, cara bertutur kata dan pendidikan
yang lainnya yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap kebiasaan.
Jika seseorang sudah terbiasa
melakukan sesuatunya dengan terbiasa, masa dia akan selalu melakukan sesuatu
hal juga dengan seperti apa yang dia biasa lakukan. Atas dasar itu lah
pendidikan keluarga sangat diperlukan. Karena jika seseorang telah sukses di
dalam keluarganya, bukan tidak mungkin jika seseorang terjun ke dunia
masyarakat yang lebih luas dari keluarga, maka masyarakat tersebut akan baik
pula tergantung bagaimana keluarga mendidiknya.
Itu lah pelajaran mengenai
pendidikan formal dan informal, yang kedua-duanya sebenarnya saling melengkapi
dan dapat saling bermanfaat. Kata kunci yang paling penting adalah pendidikan
sangat lah diperlukan bagi seseorang agar seseorang dapat berperilaku baik,
cerdas, beretika baik di kehidupan bermasyarakat. Jika semua orang di sebuah
lingkungan masyarakat memiliki pendidikan yang baik, maka bisa dipastikan di
lingkungan tersebut masyarakatnya bisa tentram, damai dan nyaman hanya karena
satu hal yaitu pendidikan.
Hal ini harus perlu dibina dan
diterapkan disetiap keluarga, karena keluarga merupakan unsur terkecil dalam
sebuah masyarakat. Dari hal kecil ini lah pendidikan bisa tumbuh perkembang
menjadi besar. Jika dari hal kecil ini bisa dibina dengan baik, maka hal kecil
yang tumbuh menjadi besar dapat menjadi baik bula. Tergantung dari bibit yang
kita tanam dari awal.
Dari uarain di atas, dapat di
simpulkan bahwa kelemahan pemebelajaran informal adalah kurangnya pembelajaran
yang bersifat ilmu penegtahuan seperti
yang diajarkan dalam lingkungan pendidikan formal di sekolah-sekolah. Sedangkan
kelebihan pemebelajaran informal adalah sebagai dasar pemdidikan yang berasal
dari keluarga yang membentuk pribadi, sikap, budi pekerti anak didik. Dari
dasar inilah manusia dapat tumbuh besar dan menyesuaikan dengan lingkungan.
Sumber:
http://sitiativa.wordpress.com/2012/09/09/pendidikan-informal/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar